Skip to main content

Burung Bisa "Lihat" Medan Magnet Bumi


Burung dapat "melihat" medan elektromagnetik bumi ketika mereka terbang di angkasa.

Para ilmuwan mengatakan banyak makhluk hidup, termasuk burung, dapat merasakan kekuatan magnet bumi untuk membantu navigasi mereka ketika terbang.
Tetapi sekarang peneliti menemukan reaksi berbeda yang dihasilkan pada mata setiap burung tergantung arah putaran medan magnet.
Reaksi itu bisa menciptakan sebuah gambar medan magnet dalam nuansa berbeda, gelap dan terang pada mata burung, kata para peneliti menurut laporan Daily Mail.


Para peneliti juga mengatakan, jika benar itu akan menjadi contoh lain keajaiban alam --dalam ujicoba menggunakan bahan kimia paling eksotis mereka menemukan, hasilnya tidak bisa menyamai kemampuan yang dimiliki mata burung.

Teori kompleks ini melibatkan pemeriksaan proses dimana cahaya dipancarkan oleh mata seekor burung, yang telah menarik perhatian komunitas ilmiah lebih dari 30 tahun.

Pada akhir 1970-an fisikawan Schulten Klaus menyimpulkan bahwa burung menavigasi diri dengan mengandalkan reaksi biokimi geomagnetik pada mata mereka.

Sejak itu penelitian telah mengidentifikasi sel-sel khusus dalam mata burung yang melakukan kemampuan itu dibantu dengan protein cryptochrome.

Ketika sebuah foton cahaya masuk ke mata burung, itu masuk ke dalam kontak mata dengan cryptochrome dan memberikan energi dorong yang meletakkannya ke dalam ruang kuantum, suatu keadaan dimana elektron terpisah tetapi masih mampu mempengaruhi satu sama lain.

Para ilmuwan telah lama berpendapat bahwa mata burung memiliki belitan-berbasis kompas, tetapi sekarang dalam paper terbaru mereka mengklaim proses itu bisa menghasilkan gambar medan elektromagnetik bumi pada matanya.

Belum ada satu pun penelitian yang memberikan bukti nyata, sehingga membutuhkan banyak penelitan lagi, tetapi prospek penemuan telah memberikan harapan.

Tulisan itu ditulis oleh fisikawan kuantum Simon Benjamin dari Universitas Oxford dan Universitas Nasional Singapura.

Dia mengatakan cara kerja mata burung 'benar-benar luar biasa' dan lebih baik dari usaha mereka untuk mengulangi proses itu di laboratorium.

"Burung, apa pun yang dilakukannya dan apa pun yang dihasilkannya, mereka memiliki kelebihan yang luar biasa dibanding apa yang kami buat, molekul yang sangat indah, " katanya. "Itu sangat mengejutkan."

Dr Schulten, yang tidak terlibat dalam penelitian terakhir menambahkan: "Saya rasa ini adalah hasil penelitan yang sangat bagus yang mengupas masalah dari sudut yang menarik."

sumber antaranews

Comments

Popular posts from this blog

HAARP - AS

Apa itu HAARP? HAARP adalah project investigasi yang bertujuan untuk "memahami, menstimulasi,dan mengontrol proses ionospheric yang dapat mengubah kinerja komunikasi dan menggunakan sistem surveilans". Dimulai pada tahun 1992, project ditargetkan selesai dalam 20 tahun kedepan (selesai tahun 2012). Penjelasan Dikatakan bahwa proyek ini mirip dengan beberapa pemanas ionospheric yang tersebar di seluruh dunia dan memiliki bagian besar diagnostik instrumen yang memfasilitasi penggunaannya untuk meningkatkan pemahaman ilmiah yg berkenaan dgn ionosfir dinamika. Walaupun ditakutkan akan digunakan sebagai senjata pemusnah massal, ilmuwan yang terlibat dalam aeronomy, ruang sains, atau fisika plasma mengabaikan ketakutan ini sebagai teori yang tak berdasar. Ionosphere itu apa ya? Ionosphere adalah bagian teratas dan terpenting dalam atmosfer bumi kita. Ionosphere sangat penting karena dia menyaring radiasi chaya matahari agar tidak langsung jatuh ke bumi. Ionosphere berperan dalam me...

Rudal Exocet

Dari beragam rudal (peluru kendali) yang dimiliki TNI-AL, boleh dibilang Exocet adalah jenis yang paling populer, selain tipe rudal Harpoon, Mistral dan C-802. Pasalnya Exocet telah memperkuat TNI-AL cukup lama, yakni sejak awal tahun 80-an Rudal buatan Prancis ini mulai memperkuat jajaran alutsista (alat utama sistem senjata) TNI-AL bersamaan kehadiran frigat-frigat yang disiapkan guna mengusung Exocet sebagai senjata utama anti kapal permukaan. TNI-AL memiliki dua tipe Exocet, yakni MM38 dan MM 40. MM 38 adalah generasi pertama yang diterima TNI-AL, dan saat ini setidaknya ada delapan KRI yang mengusung Exocet MM 38. Diantaranya adalah frigat KRI Fatahilah, KRI Malahayati, KRI Ki Hajar Dewantara dan KRI Nala. Sedang empat KRI lainnya berjenis Kapal Cepat Rudal buatan Korea, yakni KRI Rencong, KRI Mandau, KRI Badik dan KRI Keris. Setiap kapal pengusung, membawa empat buah rudal yang memiliki kecepatan sub sonic. Dilihat dari usianya, versi MM 38 kini sudah tergolong usang. Untuk itu ...

Green Canyon _pangandaran _Des 2018

Touring akhir tahun bersama Nissan livina club, salah satunya mengunjungi tempat wisata Green Canyon