Skip to main content

UGM Kembangkan Teknologi Biogas Buah



Yogyakarta - Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengembangkan teknologi pengelolaan limbah buah menjadi biogas yang dapat digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.

"Instalasi biogas itu dibangun di Pasar Buah Gemah Ripah Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," kata Koordinator Program Waste Refinary Universitas Gadjah Mada (UGM) Siti Syamsiah di Yogyakarta, Rabu (9/2).

Menurut dia, instalasi yang telah ada itu dapat digunakan untuk mengolah limbah di Pasar Buah Gemah Ripah berupa buah-buahan busuk untuk dijadikan biogas yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk menghidupkan listrik.


"Pasar Buah Gemah Ripah setiap hari menghasilkan empat ton limbah buah busuk. Limbah buah yang ada selama ini tidak pernah dimanfaatkan dan langsung dibuang ke tempat pembuangan akhir," katanya.

Dia mengatakan melalui instalasi biogas itu, empat ton sampah buah yang dihasilkan setiap hari di pasar tersebut dikonversi menjadi biogas sebanyak 333 newton kubik meter per hari.

"Biogas yang dihasilkan telah dipakai sebagai bahan bakar untuk menggerakkan generator listrik. Listrik yang dihasilkan mampu mensuplai sebagian besar kebutuhan listrik di kawasan Pasar Buah Gemah Ripah" katanya.

Menurut dia, daya listrik yang dibangkitkan sebesar 548 kwh per hari itu bisa memenuhi kebutuhan listrik sekitar 500 kepala keluarga.

"Saat ini telah dibangun dua unit digester (alat untuk memfermentasi sampah buah menjadi biogas) yang dalam satu pekan mampu menghidupkan listrik untuk penerangan sebagian besar kios-kios di pasar buah tersebut" katanya.

Selain itu, juga mampu menerangi jalan-jalan di sekitar kawasan pasar. Biodigester dibangun di bawah permukaan tanah dengan diameter delapan meter dan tinggi delapan meter.

Dia mengatakan, pengembangan teknologi pengolahan sampah menjadi biogas itu bekerja sama dengan pemerintah Swedia yang memberikan bantuan sebesar Rp1,6 miliar untuk pembangunan konstruksi biogas dan penelitian.

"Untuk penyediaan genset dan jaringan listrik difasilitasi Pemerintah Kabupaten Sleman dan UGM mendukung melalui sejumlah penelitian mengenai pembuatan biogas dari sampah buah," katanya.

Menurut dia, teknologi yang dikembangkan mengadopsi teknologi pengelolaan sampah yang telah dilakukan di Swedia. Namun demikian, pemanfaatan teknologi tetap menyesuaikan kondisi lokal di Indonesia.

"Teknologi pengelolaan sampah menjadi biogas itu ditransfer dari Swedia, salah satu negara yang sudah menerapkan teknologi tersebut," katanya.(ant/waa)

sumber

Comments

Popular posts from this blog

HAARP - AS

Apa itu HAARP? HAARP adalah project investigasi yang bertujuan untuk "memahami, menstimulasi,dan mengontrol proses ionospheric yang dapat mengubah kinerja komunikasi dan menggunakan sistem surveilans". Dimulai pada tahun 1992, project ditargetkan selesai dalam 20 tahun kedepan (selesai tahun 2012). Penjelasan Dikatakan bahwa proyek ini mirip dengan beberapa pemanas ionospheric yang tersebar di seluruh dunia dan memiliki bagian besar diagnostik instrumen yang memfasilitasi penggunaannya untuk meningkatkan pemahaman ilmiah yg berkenaan dgn ionosfir dinamika. Walaupun ditakutkan akan digunakan sebagai senjata pemusnah massal, ilmuwan yang terlibat dalam aeronomy, ruang sains, atau fisika plasma mengabaikan ketakutan ini sebagai teori yang tak berdasar. Ionosphere itu apa ya? Ionosphere adalah bagian teratas dan terpenting dalam atmosfer bumi kita. Ionosphere sangat penting karena dia menyaring radiasi chaya matahari agar tidak langsung jatuh ke bumi. Ionosphere berperan dalam me...

Rudal Exocet

Dari beragam rudal (peluru kendali) yang dimiliki TNI-AL, boleh dibilang Exocet adalah jenis yang paling populer, selain tipe rudal Harpoon, Mistral dan C-802. Pasalnya Exocet telah memperkuat TNI-AL cukup lama, yakni sejak awal tahun 80-an Rudal buatan Prancis ini mulai memperkuat jajaran alutsista (alat utama sistem senjata) TNI-AL bersamaan kehadiran frigat-frigat yang disiapkan guna mengusung Exocet sebagai senjata utama anti kapal permukaan. TNI-AL memiliki dua tipe Exocet, yakni MM38 dan MM 40. MM 38 adalah generasi pertama yang diterima TNI-AL, dan saat ini setidaknya ada delapan KRI yang mengusung Exocet MM 38. Diantaranya adalah frigat KRI Fatahilah, KRI Malahayati, KRI Ki Hajar Dewantara dan KRI Nala. Sedang empat KRI lainnya berjenis Kapal Cepat Rudal buatan Korea, yakni KRI Rencong, KRI Mandau, KRI Badik dan KRI Keris. Setiap kapal pengusung, membawa empat buah rudal yang memiliki kecepatan sub sonic. Dilihat dari usianya, versi MM 38 kini sudah tergolong usang. Untuk itu ...

Green Canyon _pangandaran _Des 2018

Touring akhir tahun bersama Nissan livina club, salah satunya mengunjungi tempat wisata Green Canyon