Sebuah teknologi laser baru yang ditujukan untuk melindungi helikopter dalam operasi tempur dari misil pencari panas sedang dikembangkan oleh University of Michigan (UM) dan Omni Sciences, Inc., sebuah perusahaan dari UM, bisa membuat pemandu arah misil menjadi “buta” saat mendekati sasarannya.
“Laser kami memancarkan sinyal yang seperti melemparkan debu ke mata misil,” ujar Mohammed Islam, seorang profesor di departemen teknik elektro dan teknologi informasi UM. Islam mengatakan bahwa teknologi ini bisa menyelamatkan para prajurit di lingkungan yang berbahaya. “Medan perang seperti Afghanistan dan Irak sangat keras sehingga pasukan kita harus sering bergantung pada helikopter dan mereka bisa menjadi sasaran empuk musuh dengan misil yang diluncurkan dari bazooka,” ujar Islam.
Dengan menggunakan serat optik telekomunikasi yang sudah tersedia dan murah, Islam sedang mengembangkan laser mid-infrared supercontinuum yang kokoh dan bisa dibawa-bawa yang akan mengacaukan senjata pencari panas dari jarak 1,8 mil (2,9 kilometer) jauhnya.
Teknologi ini sedang dikomersilkan lewat perusahaan Islam, Omni Science, yang baru-baru ini menerima dana $1 juta dari AD dan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) untuk membangun sebuah prototipe generasi kedua. AD memberikan $730,000 dan DARPA mendanai $300,000.
Sebagian besar laser memancarkan cahaya hanya satu panjang gelombang atau warna. Tetapi laser supercontinuum memancarkan cahaya yang lebih terfokus dengan jangkauan panjang gelombang yang lebih luas. Karena laser baru ini memancarkan cahaya infra merah dengan spektrum yang lebih luas, cahaya ini mampu memalsukan elektromagnetik mesin dan membingungkan misil yang datang.
“Pertahanan laser infra merah yang sekarang digunakan pesawat memiliki 84 elemen optik yang bergerak. Elemen ini tidak tahan dengan goncangan helikopter. Kami menggunakan bahan yang sudah tersedia dan bagus dari jaringan telepon untuk membuat laser yang tidak memiliki elemen-elemen yang bergerak.”
maniatekno.com
Comments
Post a Comment