Skip to main content

Pesawat Epoxi Kejar Komet Hartley 2


WASHINGTON, KOMPAS.com - Misi pengejaran benda luar angkasa yang dilakukan sebuah pesawat tanpa awak milik NASA akan melesat semakin mendekati targetnya yakni komet Hartley 2. Hari ini, pesawat tersebut melenting ke Bumi dengan memanfaatkan gara gravitasi untuk mempercepat lajunya. Pada tanggal 4 November 2010 pukul 10.01 pagi waktu AS, pesawat luar angkasa Epoxi yang kini bergerak dengan kecepatan 12,5 km per detik itu akan berada pada jarak 700 km dari komet, jarak terdekat yang akan dicapainya.



Peristiwa pendekatan pesawat ruang angkasa ke komet ini akan menjadi catatan sejarah. Untuk kelima kalinya komet tersebut dipotret dengan jarak dekat dan untuk pertama kalinya pesawat yang sama mampu memotret dua komet. Sebelum memotret komet Hartley 2, misi Epoxi yang merupakan kelanjutan misi Deep Impact telah digunakan untuk memotret komet Tempel 1.

Observasi komet Hartley 2 menggunakan Epoxi dimulai pada tanggal 5 Sepertember lalu. Sementara, masa pesawat mulai memasuki wilayah yang dekat dengan komet (encounter phase) akan dimulai pada tanggal 3 November 2010 mendatang, saat pesawat ruang angkasa itu berjarak 18 jam dari inti komet.

Saat pesawat ruang angkasa ini memasuki encounter phase, ia akan mengarahkan dirinya ke komet, memancarkan dua cahaya tampak dan satu infrared ke arah komet. Posisi itu akan terus berlanjut hingga kurang lebih 24 jam dari awal encounter phase.

"Saat itu, pesawat akan mengambil semua citra komet dan menyimpannya di dua komputer yang telah dipersiapkan. Beberapa jam kemudian, pesawat akan mulai mengarahkan dirinya ke bumi sehingga semua citra bisa dikirim ke bumi. Pada saat yang sama, pesawat masih akan mengambil citra-citra baru dari komet," kata Tim Larson, manager proyek Epoxi dilansir situs Badan Antariksa AS (NASA).

Setelah semua citra terkirim, karakter dari nukleus komet Hartley akan mampu teridentifikasi. "Setelah gambar didapatkan, kami akan mampu membedakan karakter nukleus komet Hartley dengan komet Temple 1," kata Mike A'Heam, kepala tim investigasi yang berasal dari Universitas Maryland, AS.

Masa-masa menunggu Epoxi sampai ke titik terdekat dengan Hartley 2 akan sangat menegangkan bagi para anggota tim. Pasalnya, Epoxi sebenarnya bukan sebuah pesawat ruang angkasa baru yang khusus dirancang untuk meneliti komet Hartley 2 sehingga semua kemungkinan bisa terjadi.

EPOXI sebelumnya bernama Deep Impact yang sudah menyelesaikan misi sebelumnya pada 4 Juli 2005. Namun, kondisi pesawat ruang angkasa tersebut masih bagus. Dengan mendaur ulang Deep Impact menjadi Epoxi, NASA mampu menghemat 90 persen pembiayaan untuk misi sejenis. Komet Hartley 2 kebetulan tengah melintas pusat tata surya dan sempat berada pada jarak terdekat dengan Bumi sejauh 18 juta kilometer minggu lalu.
kompas.com

Comments

Popular posts from this blog

HAARP - AS

Apa itu HAARP? HAARP adalah project investigasi yang bertujuan untuk "memahami, menstimulasi,dan mengontrol proses ionospheric yang dapat mengubah kinerja komunikasi dan menggunakan sistem surveilans". Dimulai pada tahun 1992, project ditargetkan selesai dalam 20 tahun kedepan (selesai tahun 2012). Penjelasan Dikatakan bahwa proyek ini mirip dengan beberapa pemanas ionospheric yang tersebar di seluruh dunia dan memiliki bagian besar diagnostik instrumen yang memfasilitasi penggunaannya untuk meningkatkan pemahaman ilmiah yg berkenaan dgn ionosfir dinamika. Walaupun ditakutkan akan digunakan sebagai senjata pemusnah massal, ilmuwan yang terlibat dalam aeronomy, ruang sains, atau fisika plasma mengabaikan ketakutan ini sebagai teori yang tak berdasar. Ionosphere itu apa ya? Ionosphere adalah bagian teratas dan terpenting dalam atmosfer bumi kita. Ionosphere sangat penting karena dia menyaring radiasi chaya matahari agar tidak langsung jatuh ke bumi. Ionosphere berperan dalam me...

Green Canyon _pangandaran _Des 2018

Touring akhir tahun bersama Nissan livina club, salah satunya mengunjungi tempat wisata Green Canyon

UGM Ciptakan Pengisap Jentik Nyamuk

Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menciptakan alat isap jentik nyamuk elektrik mekanik sederhana yang diberi nama Gama Kuras. "Gama Kuras adalah alat untuk membersihkan jentik nyamuk di bak mandi atau bak penampungan air tanpa menguras atau membuang air di bak," kata Ketua Tim Pencipta Gama Kuras Tri Baskoro Unggul Saptoto di Yogyakarta, Jumat (18/2/2011). Alat itu dapat digerakkan mengikuti sasaran jentik nyamuk yang akan dituju. Alat ini tidak menggunakan bahan kimia racun pembunuh jentik nyamuk. Ia mengatakan, keunggulan Gama Kuras antara lain sebagai alat isap elektrik mekanik dengan sistem resirkulasi air yang mampu menangkap 50 jentik nyamuk dalam waktu 140 detik. "Dengan demikian, masyarakat tidak perlu lagi membuang air dengan sia-sia saat menguras bak untuk membersihkan jentik nyamuk," kata Ketua Minat Entomologi Kedokteran Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran UGM ini. Menurut dia, pembuatan prototipe Gama...