Apa jadinya jika prosesor yang selama ini dibuat dengan silikon, diubah dari bahan-bahan barang yang tak terpakai? Sekelompok ilmuwan di Eropa telah menggunakan 4.000 plastik, atau organik, transistor untuk membuat mikroprosesor dari plastik.
Chip berukuran dua sentimeter dan dibangun di atas foil plastik fleksibel dan sedang, yang disebut-sebut sebagai alternatif untuk silikon. Menurut Jan Genoe di pusat nanoteknologi IMEC di Leuven, Belgia ini bisa menjadi chip murah, ramah lingkungan dan fleksibel.
Dari hasil uji coba menunjukkan bahwa chip baru ini belum mempunyai kekuatan seperti superkompeter dan prosesor pada umumnya. Chip hanya dapat menjalankan satu program sederhana dari 16 instruksi. Ini harus hardcoded menjadi foil kedua terukir dengan sirkuit plastik yang dapat dihubungkan ke prosesor.
Dilansir melalui Tech Eye, prosesor Ini berjalan di kekuataan 6Hz dan hanya dapat memproses informasi dalam potongan delapan-bit paling banyak. Hal ini sedikit lebih lambat dibandingkan dengan PC pada era 1980-an, atau memang tidak terlalu cukup cepat.
Namun, chip sangat tipis sehingga komponen dapat dicetak ke atasnya seperti tinta. Bekerja lebih banyak dibutuhkan untuk membuat transistor organik untuk ukuran kecil juga. Tetapi jika tim mengelolanya, akan mungkin untuk memiliki sensor gas organik membungkus pipa gas untuk melaporkan setiap kebocoran dengan mikroprosesor yang fleksibel untuk membersihkan sinyal bising.
Bukan tidak mungkin di masa depan, prosesor berbahan dasar plastik akan dapat menjadi pilihan pengganti silikon. Ini tentu saja akan ramah lingkungan dan murah, tentu saja
sumber
Comments
Post a Comment