Jakarta - Tak selama bakteri E. Coli merugikan, setidaknya bakteri E.Coli menguntungkan untuk perkembangan teknologi. Hasil dari Peneliti dari Universitas Stanford, Chris Somerville dan Ahli Genetika, George Church, Sekolah Medis Harvard, menemukan, bakteri E.Coli (Escherichia Coli) bisa dijadikan energi alternatif (biodisel) dan Hidrogen.
Dalam penelitiannya untuk biodisel, kedua peneliti ini menggunakan teknik DNA rekombinan standar untuk memasukan gen kedalam E.Coli. Dari bakteri yang telah dimodifikasi ini lalu peneliti mengekpresikan moelekul hidrokarbon dan struktur moelekulnya sesuai yang diinginkan.
Sedangkan untuk penelitian Hidrogen, dua peneliti ini dibantu oleh Thomas Wood, Teknik Kimia Universitas Texas, Amerika Serikat yang menciptakan rekayasa genetik dengan cara mengganti proses pemecahan air yang notabennya terdapat banyak E.Coli.
Dari pemecahan reaksi tersebut, maka E.Coli dapat menghasilkan 140 kali lebih banyak dari proses alamiah. "Diketahui bahwa penggunaan proses alamiah dalam pemecahan air harus menggunakan Oksigen, tetapi pihaknya menggunakan rekaya genetik dari E.Coli," paparnya, seperti dilansir dari fakta ilmiah.com, Kamis (5/5/2011).
E.Coli merupakan satu jenis spesies utama bakteri yang biasa ditemukan di usus besar manusia, dan kebanyakan E.Coli tidak berbahaya, kecuali tipe O157:H7 yang dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia. Alasan penggunaan E.Coli dalam rekayasa genetika karena pertumbuhan bakteri yang sangat cepat serta mudah dalam penangannya.
sumber
Comments
Post a Comment