Skip to main content

Mobil Penjelajah Sel-sel Manusia

Manusia ternyata tak cuma berambisi menciptakan kendaraan terbaik untuk mengarungi jalan raya dan semesta. Perkembangan terkini, ilmuwan juga berhasil membuat struktur tetrahedron yang bisa dipakai sebagai mobil pengangkut molekul menuju relung sel manusia.

Struktur itu dibuat dari 4 untai DNA sintetis yang secara natural didesain agar memilin dirinya menjadi bentuk tetrahedron. Karena dibuat dengan tujuan menuju relung sel, maka mobil ini hanya memiliki tinggi 7 nanometer, tak seperti kendaraan umumnya yang berukuran meter.




Dalam eksperimen terbaru, sekelompok ilmuwan asal Oxford berhasil mencoba menggunakan mobil tetrahedron ini untuk menuju sel ginjal manusia yang dikulturkan. Observasi dengan mikroskop menunjukkan, mobil itu bisa bertahan dari serangan enzim di dalam sel selama 48 jam.

Keberhasilan ini membawa peluang baru. Suatu saat, mobil ini bisa dipakai untuk mengangkut molekul obat ke dalam sel. Obat bisa dijebak dalam mobil ini seperti seorang penumpang dan DNA penyusun mobil didesain bisa terurai kala bertemu target molekul dan melepaskan molekul obat.

Professor Andrew Tuberfield yang memimpin studi ini mengatakan, "Saat ini, kami hanya melakukan tes pembuatan dan ketahanan mobil dari DNA ini. Namun, hasil ini adalah langkah pertama untuk membuktikan bahwa mobil ini bisa dipakai sebagai pengangkut, seperti obat, di dalam sel yang hidup."

Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ukuran berperan penting dalam desain mobil ini. Studi sebelumnya telah membuktikan bahwa jika mobil berukuran kurang dari 50 nanometer, maka mobil memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk sukses memasuki sel target.

"Dengan ukuran 7 nanometer, tetrahedron DNA kami cukup kecil untuk bisa masuk sel, tapi masih terlalu besar untuk membawa muatan. Riset lanjut masih diperlukan untuk mengerti bagaimana mobil DNA ini menemukan targetnya di dalam sel," kata Tuberfield seperti dikutip situs web Physorg.

Hasil penelitian Tuberfield dan rekannya dipublikasikan dalam jurnal ACS Nano bulan ini. Jika nantinya terbukti keefektifannya, maka praktisi medis bakal menemukan alternatif baru untuk menghantarkan obat sehingga lebih efektif dalam menyembuhkan penyakit.


sumber

Comments

Popular posts from this blog

HAARP - AS

Apa itu HAARP? HAARP adalah project investigasi yang bertujuan untuk "memahami, menstimulasi,dan mengontrol proses ionospheric yang dapat mengubah kinerja komunikasi dan menggunakan sistem surveilans". Dimulai pada tahun 1992, project ditargetkan selesai dalam 20 tahun kedepan (selesai tahun 2012). Penjelasan Dikatakan bahwa proyek ini mirip dengan beberapa pemanas ionospheric yang tersebar di seluruh dunia dan memiliki bagian besar diagnostik instrumen yang memfasilitasi penggunaannya untuk meningkatkan pemahaman ilmiah yg berkenaan dgn ionosfir dinamika. Walaupun ditakutkan akan digunakan sebagai senjata pemusnah massal, ilmuwan yang terlibat dalam aeronomy, ruang sains, atau fisika plasma mengabaikan ketakutan ini sebagai teori yang tak berdasar. Ionosphere itu apa ya? Ionosphere adalah bagian teratas dan terpenting dalam atmosfer bumi kita. Ionosphere sangat penting karena dia menyaring radiasi chaya matahari agar tidak langsung jatuh ke bumi. Ionosphere berperan dalam me

Green Canyon _pangandaran _Des 2018

Touring akhir tahun bersama Nissan livina club, salah satunya mengunjungi tempat wisata Green Canyon

UGM Ciptakan Pengisap Jentik Nyamuk

Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menciptakan alat isap jentik nyamuk elektrik mekanik sederhana yang diberi nama Gama Kuras. "Gama Kuras adalah alat untuk membersihkan jentik nyamuk di bak mandi atau bak penampungan air tanpa menguras atau membuang air di bak," kata Ketua Tim Pencipta Gama Kuras Tri Baskoro Unggul Saptoto di Yogyakarta, Jumat (18/2/2011). Alat itu dapat digerakkan mengikuti sasaran jentik nyamuk yang akan dituju. Alat ini tidak menggunakan bahan kimia racun pembunuh jentik nyamuk. Ia mengatakan, keunggulan Gama Kuras antara lain sebagai alat isap elektrik mekanik dengan sistem resirkulasi air yang mampu menangkap 50 jentik nyamuk dalam waktu 140 detik. "Dengan demikian, masyarakat tidak perlu lagi membuang air dengan sia-sia saat menguras bak untuk membersihkan jentik nyamuk," kata Ketua Minat Entomologi Kedokteran Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran UGM ini. Menurut dia, pembuatan prototipe Gama