Selain tenaga matahari, angin, dan gelombang air, ada pula sumber tenaga lain yang bersifat dpt diperbarui. Periset tengah menguji coba penggunaan tenaga itu dengan alat yang dapat menarik listrik dari udara. Benar, energi baru itu adalah listrik di udara yang memicu terbentuknya kilat & petir.
Selama berabad-abad, ilmuwan terkesima dengan ide memanfaatkan kekuatan guntur. Seorang ilmuwan, Nikola Tesla, bereksperimen luas dengan topik tersebut, namun pemahaman nyata di bidang elektrodinamika atmosfer hingga kini masih sulit dipahami.
Sementara, Fernando Galembeck, ilmuwan dari Universitas Campinas, Brazil, baru-baru ini menyajikan laporan di Pertemuan Nasional Masyarakat Kimia Amerika ke-24, yang mengulas detail masa depan, di mana setiap rumah akan memiliki piranti di atas atap yang dapat menarik listrik murah dan bersih dari udara.
“Seperti halnya energi matahari yang dapat diperoleh bebas oleh rumah tangga dengan memasang sel solar sehingga mereka tak perlu lagi berlangganan listrik, sumber energi baru ini pun menjanjikan hal serupa,” ujar Galembeck seperti dikutip Oktomagazine dari republika.co.id.
Pada intinya, ilmuwan meyakini bahwa tetesan air di atmosfer adalah partikel listrik netral & tetap seperti itu meski bergesekan dengan listrik dari partikel debu atau cairan lain, Hanya saja, Galemback menemukan, berdasar serangkaian percobaan di laboratorium, bahwa tetesan air itu sebenarnya mengambil daya listrik.
Ia menggunakan partikel silika dan aluminium fosfat, jenis partikel debu yang sangat umum di udara, dan menemukan bahwa mereka kapasitas daya listrik mereka meningkat ketika jumlah uap air meningkat di udara. “Ini adalah bukti nyata bahwa air di atmosfer dapat mengakumulasikan daya listrik dan memindahkannya ke material lain yang bersentuhan dengannya,” lanjut Galemback.
Berdasar penemuan itu, imbuh Galembeck, sangat mungkin memanen “listrik air” dari udara terutama di wilayah dengan kelembaban tinggi, seperti kawasan tropis. Untuk mengawali kemungkinan industri ini, tim Galembeck, sudah mulai mengetes sejumlah logam untuk melihat mana yang paling sensitif dalam menangkap listrik di atmosfer pada panel higroelektrik.
Pemasangan panel higroelektrik ternyata dapat juga mencegah kerusakan akibat kilat dan petir, dengan menempatkan panel untuk menangkap daya listik di udara pada titik yang kerap dihantam petir. “Ini ide yang mengagumkan bahwa studi yang kami lakukan sendiri dan tim lain menyatakan kemungkinan untuk mengambil energi alternatif sangat besar,” ungkap Galemback lebih lanjut.
Energi yang dilepaskan oleh satu sambaran petir lebih besar dari pada yang dihasilkan oleh seluruh pusat pembangkit tenaga listrik di Amerika. Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celcius. Bandingkan dengan suhu di dalam tanur untuk meleburkan besi yang hanya antara 1.050 dan 1.100 derajat Celcius.
Dengan panas yang luar biasa ini petir dengan mudah dapat membakar dan menghancurkan seluruh unsur yang ada di muka bumi. Perbandingan lainnya, suhu permukaan matahari mencapai 700.000 derajat Celcius. Dengan demikian maka suhu petir adalah 1/70 dari suhu permukaan matahari. Cahaya yang dikeluarkan oleh petir lebih terang daripada cahaya 10 juta bola lampu pijar berdaya 100 watt.
Sebuah sambaran petir berukuran rata-rata memiliki energi yang dapat menyalakan sebuah bola lampu 100 watt selama lebih dari 3 bulan. Sebuah sambaran kilat berukuran rata-rata mengandung kekuatan listrik sebesar 20.000 amp.
sumber
Comments
Post a Comment